A.
Pengertian Sosialisasi Peserta Didik
Disini akan
dipaparkan mengenai pengertian sosialisasi dan pengertian peserta didik.
Ada beberapa pengertian menurut para ahli mengenai sosialisasi,
diantaranya yaitu :
1. Menurut
Havighurst dan Neugarten :
“ Socialization is the proces by
which children learn the way of their society and make these ways part of their
own personalities ” Proses
sosialisasi adalah proses belajar. Meskipun sosialisasi kerapkali disamaartikan
dengan proses belajar, tetapi beberapa ahli mengartikan sebagai proses belajar
yang bersifat khusus.
2.
Menurut Thomas Ford Hoults :
Bahwa
proses sosialisasi “ Almost always denotes the proces whereby individuals
learn to behave willingly in accordance with the prevailing standards of their
culture; althught occasionaly used synonymously with learning, usually reserved
for the type of learning that bears on future role performance and that
particulary involves group approval “. Proses sosialisasi adalah proses
belajar individu untuk bertingkahlaku sesuai dengan standar yang terdapat dalam
kebudayaan masyarkat.
3.
R.S Lazarus :
“ The
entire proces of sosialization, by means of which thi child acquires the values
and conduct patternsof the culture , is a process of accomodation, in which the
child learns ti inhibit and modify his impuls in favor of environmental
pressures, and develops new ones that are culturally determined ” . Jadi proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana
individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan
lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku yang baru sesuai
dengan kebudayaan masyarakat.
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.
Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses
akomodasi dengan mana individu manahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya
dan mengambil oper cara hidup atau kebudayaan masyarakat.
2.
Dalam proses sosislisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap,
ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku dalam masyarakat dimana dia hidup.
3.
Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi
itu disusun dan dikembangkannya sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri
pribadi.
Definisi peserta didik atau anak didik menurut konsep barat ataupun
menurut konsep islam yaitu :
Anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun
psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan.
Definisi tersebut memberi arti bahwa peserta didik merupakan anak yang belum
dewasa yang memerlukan orang lain untuk menjadi dewasa. Anak kandung adalah
anak didik dalam keluarga, murid adalah anak didik di sekolah, anak-anak
penduduk adalah anak didik masyarakat sekitarnya, dan anka-anak umat beragama menjadi
anak didik rihaniwan agama.
B.
Proses Sosialisasi dan Kesulitan Sosialisasi
Sosialisasi terjadi melalui “ conditioning “ oleh lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari pola kebudayaan yang
fundamental seprti berbahasa, cara berjalan, duduk, makan, apa yang dimakan,
berkelakuan sopan, dll. Belajar norma-norma kebudayaan pada mulanya banyak
terjadi di rumah dan sekitar, kemudian di sekolah, dan lingkungan lain.
Proses sosialisasi tidak selalu berjalan lancar, beberapa kesulitan
yang menghambatnya antara lain :
1.
Adanya kesulitan komunikasi.
Apabila anak tidak mengerti apa yang diharapkan olehnya dan apa
yang diharapkan oleh masyarakatnya, atau tuntutan kebudayaan tentang
kelakuannya. Hal ini akan terjadi bila anak itu tidak memahami lambang-lambang
seperti bahasa,isarat dan sebagainya.
2.
Adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan.
Masyarakat modern terpecah-ecah dalam berbagai sektor atau kelompok
yang masing-masing menuntut pola kelakuan yang berbeda-beda.
Walaupun demikian tiap orang harus berusaha menyesuaikan diri
dengan berbagai situasi sosial , sering juga yang bertentangan normanya. Bila
pertentangan itu tjam dan individu tak mampu menyesuaikan diri maka ada
kemungkinan ia akan mengalami gangguan psikologis atau sosial.
Gangguan kepribadian ini dapat berbeda-beda tarafnya. Ada yang
ringan seperti kecangguangan dalam kelakuan. Ada juga gangguan yang merusak
pribadi individu, sampai memerlukan psikolog atau psikiater.
C.
Sosialisasi di Sekolah
Sekolah memegang peranan pentig dalam proses sosialisasi anak,
walaupun sekolah hanya salah satu lembaga yang bertanggungjawab atas pendidikan
anak. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk ke
sekolah. Di rumah ia hanya bergaul dengan orang yang terbatas jumlahnya,
terutama dengan keluarga dan anak-anak tetangganya. Suasana dirumah bercorak informal
dan kebanyakan anak dimanjakan oleh orang tua nya.
Di sekolah anak itu mengalami suasana yang berlainan . ia bukan
lagi anak istimmewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya
salah seorang dari puluhan murid lainnya di dalam kelas.
Oleh karena itu penting adanya sosialisasi awal untuk
memperkenalkan anak dengan dunia barunya di sekolah tersebut. Dalam istilah
yang biasanya digunakan dalam dunia pendidikan dalam memperkenalkan profil duni
baru sekolah biasanya disebut MOS ( Masa Orientasi Sekolah ) dalam jenjang
Sekolah Menengah Atas, dan istilah OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik
Kemahasiswaan ) pada tingkat perguruan tinggi.
Sedikit memberi penjelasan mengenai pengertian OPAK (Pengenalan
Akademik Kemahasiswaan ) yang diambil dari buku Pedoman Umum (Pengenalan
Akademik Kemahasiswaan ) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
yaitu : serangkaian kegiatan bagi mahasiswa baru untuk memberikan pengenalan
proses pendidikan, dan kemahasiswaan di lingkungan Kampus. Hal itu diperuntukan bagi mahasiswa baru dalam rangka pengenalan dunia kampus
terutama dunia akademik. Tetapi tidak dipungkiri juga dengan adanya interaksi
antar elemen dalam kampus itu akan menimbulkan adanya sosialisasi.
Namuan banyak polemik pro kontra permasalahan yang muncul dengan
adanya OPAK tersebut dalam masyarakat. Disatu sisi OPAK tersebut merupakan
ajang yang tetap sebagai sarana sosialisasi, namun disisi lain image OPAK
dimana OPAk tersebut dijadikan ajang perpeloncoan mahasiswa baru yang masih
“polos” sampai dengan ajang balas dendam.
Disini perlu adanya pengemasan ulang OSPEK dalam rangka
meningkatkan sasaran tujuan utama diadakannya OSPEK tersebut.
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
·
Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi
dengan mana individu manahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan
mengambil oper cara hidup atau kebudayaan masyarakat.
·
Dalam proses sosislisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap,
ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku dalam masyarakat dimana dia hidup.
·
Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi
itu disusun dan dikembangkannya sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri
pribadi.
Proses sosialisasi tidak selalu berjalan lancar, beberapa kesulitan
yang menghambatnya antara lain :
1.
Adanya kesulitan komunikasi.
Apabila anak tidak mengerti apa yang diharapkan olehnya dan apa
yang diharapkan oleh masyarakatnya, atau tuntutan kebudayaan tentang
kelakuannya. Hal ini akan terjadi bila anak itu tidak memahami lambang-lambang
seperti bahasa,isarat dan sebagainya.
2.
Adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan.
Masyarakat modern terpecah-ecah dalam berbagai sektor atau kelompok
yang masing-masing menuntut pola kelakuan yang berbeda-beda.
·
Pengertian OPAK (Pengenalan Akademik Kemahasiswaan ) yang diambil
dari buku Pedoman Umum (Pengenalan Akademik Kemahasiswaan ) Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yaitu : serangkaian kegiatan bagi mahasiswa
baru untuk memberikan pengenalan proses pendidikan, dan kemahasiswaan di
lingkungan Kampus.
·
Banyak polemik pro kontra permasalahan yang muncul dengan adanya
OPAK tersebut dalam masyarakat. Disatu sisi OPAK tersebut merupakan ajang yang
tetap sebagai sarana sosialisasi, namun disisi lain image OPAK dimana OPAk
tersebut dijadikan ajang perpeloncoan mahasiswa baru yang masih “polos” sampai
dengan ajang balas dendam. Disini perlu adanya pengemasan ulang OSPEK dalam
rangka meningkatkan sasaran tujuan utama diadakannya OSPEK tersebut.
BAB IV
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu, 1982, Sosiologi
Pendidikan, Surabaya : Bina Ilmu
Muhaimin dan Abdul Mujib,1993, Pemikiran
Pendidikan Islam, Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung
: Trigenga Karya
S Nasution, 2004, Sosiologi
Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
Bidang Kemahasiswaan UIN Sunan
Kalijga Yogyakarta, 2011, Pedoman Umum (Pengenalan Akademik Kemahasiswaan )
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakrta : Bidang
Kemahasiswaan
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya : Bina Ilmu,
1982 ), hal. 137
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian
Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, ( Bandung : Trigenga
Karya, 1993 ), hal. 176
S Nasution, Sosiologi
Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hal. 126
Bidang Kemahasiswaan UIN Sunan Kalijga Yogyakarta, Pedoman Umum
(Pengenalan Akademik Kemahasiswaan ) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta ( Yogyakrta : Bidang Kemahasiswaan, 2011), hal. 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menerima Kritik Dan Saran