A.
Unsur pokok
kebudayaan Islam
1. Potensi
perekonomian
2. Sistem
politik
3. Tradisi-tradisi
yang menyangkut tingkah laku dan sopan santun
4. Perbendaharaan
ilmu pengetahuan dan kesenian
Perkembangan
Perkembangan dan kemajuan kebudayaan dan kemajuan kebudayaan didukung oleh
beberapa faktor, seperti faktor geografis, ekonomi psilogis, bahasa dan
pendidikan. Faktor kehancuran dan kemunduran suatu kebudayaan ialah rusaknya
moral, pemikiran, keburukan hukum dan perundang-undangan, kezaliman dan kemiskinan,
dan hilangnya pemimpin yang ikhlas serta murni.
Kebudayaan
Islam timbul setelah didahului oleh serentetan kebudayaan manusia dan akan
diiringi pula oleh serentetan kebudayaan setelahnya.
B.
Peran Kebudayaan
Islam
Peranan
kebudayaan Islam dalam sejarah kemajuan dan pewrkembangan kemanusiaan:
1. Kebudaan
Islam berdiri tegak diatas dasar aqidah Tauhid
Kebudayaan
Islamlah yang pertama-tama mengajarkan ke Esaan Allah, tiada sekutu bagi-Nya
baik dari segi Kemaha Bijaksanaan-Nya dan Kemaha Kuasaan-Nya atas segala
mahluk. Ajaran Islam tentang ketauhidan Allah di segala segi ini berdampak
besar dan penting bagi pengangkatan harkat dan martabat manusia, membebaskan
rakyat dunia dari imperialisme dan kolonialisme raja-raja, kaum bangsawan, kaum
penguasa Negara dan penguasa keagamaan, tentunya juga membawa kebahagiaan bagi
semua kalangan.
Aqidah
tauhid juga memberi pengaruh perbaikan hubungan antara penguasa dengan
rakyatnya dan senantiasa mengarakan pandangan hanya tertuju kepada Allah SWT,
pencipta alam semesta ini.
Ajaran
Islam telah merevolusi kebudayaan-kebudayaan berhala, baik yang ada sebelum
maupun sesudahnya. Islam seratus persen tidak menyukai dan tidak mentolerir apa
saja yng berbau syirik atau penyembahan berhala. Islam tidak membenarkan
pembuatan patung-patung para pembesar, para raja dan orang-orang tersohor
lainnya, tak terkecuali patung para Nabi dan Rasul Allah sendiri.
Telah
banyak para peneliti kesenian Islamiyah mengakui atau menyadari adanya kesatuan
atau kesamaan corak dan cita seni masyarakat Islam yang terdiri dari berbagai
bangsa dan iklim,sepeti kesenian masyarakt Islam Andalusia/ Spanyol, seni tenun masyarakat Mesir, seni logam masyarakat
Iran, dan lain sebagainya.
2. Kebudayaan
Islamiyah adalah terletak pada watak dan sasarannya yang selalu mengakar dalam
prikemanusiaan, disamping terletak pada wawasannya yang bersifat internasional
dan universal.
Al-Qur’an
sebagai sumber utama dan pedoman Islam, telah menyatakan kesamaan dan kesatuan
manusia di dalam kebhinekaan keturunan, suku, ras dan bangsa[1].
Kalau kebudayaan-kebudayaan sebelum dan sesudah Islam itu mengukur kemajuan dan
kemundurannya dengan standar atau ukuran local, maka kebudayaan Islam mengukur
kemajuan dan kemundurannya dengan standar kemanusiaan.
Jika
tokoh-tokoh kebudayaan sebelum dan
sesudah Islam dianggap oleh masyaraktnya sebagai pendekar-pendekar bangsa,
suku, atau ras tertentu, dalam local tertentu, maka kehadiran ulama-ulama Islam
semisal Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Hambali, dan lain
sebagainya merupakan pahlawan-pahlawan kemanusiaan pada umumnya.
3. Kebudayaan
Islam menempatkan prinsip-prinsip
sebagai fondasi bagi semua system dan sub-sub sistemnya.
Unsur
moral itu menjiwai serta mendasari sistem pemerintahan, ilmu pengetahuan,
perundang-undangan, etika perang, pergaulan damai,system perekonomian, dan
masih banyak lagi.
Pengutamaan
akhlaq dalam keseluruhan kebudayaan Islamiyah sudahlah terang menjadi cciri
kelebihan dan ketinggiannya dibandingkan kebudayaan lain, baik yang sebelum
maupun sesudah kebudayaan Islam. Pengutamaan unsur moral ini juga membuat
kebudayaan Islam itu sendiri menjadi satu-satunya kebudayaan dunia yang mampu
menjamin kebahagiaan sepanjang masa. Itu menjadi hal yang sangat luar biasa
yang tidak dijanjikan oleh kebudayaan yang selain Islam.
4. Kebudayaan
Islamiyah mempercayai ilmu pengetahuan yang berdasarkan kebenaran,dan bahwa
kebudayaan ini berpusat pada aqidah yang murni.
Ia
tertuju pada akal dan hati manusia sekaligus, sehingga membekas di dalam jiwa
dan pikiran pada waktu yang sama. Hanya sistem kebudayaan Islamlah yang
memiliki cirri-ciri ini dan mampu menumbuhkan suatu sistem kenegaraan yang
bersendikan prinsip-prinsip kebenaran dan dan keadilan yang diajarkan agama
sesuai dengan aqidahnya.
Ia
tidak hanya membangun dan memajukan Negara dan pemerintahan, lalu meruntuhkan
kebuyaan Ia tidak hanya membangun dan memajukan Negara dan pemerintahan, lalu
meruntuhkan kebuyaan pada umunya. Namun sebaliknya ia mampu membangun dan
memajukan kedua-duannya secara seerentak dan terpadu dengan agama sebagai dasar
dari segala dasarnya.
Beberapa
bukti yakni dari Msajid Kordova, Masjid Bagdad, Masjid Kairo, Masjid Damaskus,
telah memancar cahaya benderang ilmu pengetahuan menyinari semua ufuk dunia. Kebudayaan
Islam lah yang satu-satunya kebudayaan yang sangat anti sekalarisme berikut
segala akar dan cabangnya. Kebudayaan Islam anti dichotomisme [2].
5. Dalam
ajaran Islam dikenal toleransi keagamaanyang mengagumkan serta mendapat fondasi
kebudayaan.
Orang
yang tidak mempeercayai suatu agama dan tidak mempercayai adanya Tuhan tentulah
tidak aneh bila dia memandang sama semua agama, dan menyamaratakan semua
penganut agama-agama yang ada. Sebaliknya yang mengagumkan ialah adanya
manusia-manusia yang menganut agama hak (Agama Islam), dimana aqidahnya merupakan
sebaik-baik aqidah, diperbolehkan berperang, tetapi masih memilki dan
mengembangkan kebudayaannya yang penuh toleransi terhadap para penganut
agama-agama lain.
Belum
didapati dalam sejarah dunia suatukebudayaan yang bersendikan agama mampu
menumbuhkan sikap dan sifat toleran,adil, dan penuh kasih dan berprikemanusiaa,
selain kebudayaan yang berdasarkan dinulul Islam.
Lima
buah cirri-ciri kebudayaan Islam di atas cukup membuktikan ketinggian
kebudayaan Islam dibandingkan dengan semua kebudayaan yang pernah dan akan ada.
Semua manusia yang beragama yang memiliki jiwa merdeka dan akal sehat sudah
mendapat kesejukan dan ketenangan hati selama kebudayaan Islam jaya dahulu. Selama
masa-masa kejayaan itu, semua manusia merasakan adanya keadilan hokum, keadilan penguasan Islam. Mereka mendapat
pengarahan, pendidikan, pengajaran dan kebahagiaan dari kebudayaan Islam.
Orang
yang kuat akan menindas orang yang lemah, begitulah tingkah-laku orang-orang
kuat terhadap orang yang lemah. Bukan hanya di zaman sekarang, melainkan di
sepanjang sejarah manusia di muka bumi ini. Yang tidak berkelakuan begitu
hanyalah umat Islam, sekalipun di masa-masa mereka berkuasa dan berkebudayaan
jaya dahulu.
Pada
zaman itu, mnanusia ummat dan kebudayaan Islam membimbing manusia, tanpa
membeda-bedakan golongan yang kuat dari golongan yang lemah dan tanpa
meremehkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki masyarakat Barat atau Timur.
KESIMPULAN:
Keterkaitan
Kebudayaan Islam dengan Kebahagiaan Ummat. Sudah kita paparkan di atas
Kebudayaan Islam sangat berpengaruh bagi kehidupan ummat manusia, terutama
dalam kebahagiaan ummat. Al-Qur’an sebagai sumber utama dan pedoman Islam,
telah menyatakan kesamaan dan kesatuan manusia di dalam kebhinekaan keturunan,
suku, ras dan bangsa, ini berpengaruh dalam ketentraman ummat dan juga
kebahagiaan ummat.
DAFTAR
PUSTAKA
As-Siba’i
Musthafa, Kebangkitan Kebudayaan Islam (Jakarta: Media Dakwah, 1987) hal.
70-83.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menerima Kritik Dan Saran