3.1 Definisi Kurikulum Pendidikan
Islam
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan
pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan
sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua
aktiviti, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis
diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam
(H.syamsul Bahri Tanrere, 1993).
Berdasarkan keterangan di atas, maka kurikulum
pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat untuk
mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama
(pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan
pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan
kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.
3.2 Materi Pokok Dalam Kurikulum
Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga
perkara iaitu masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syariah) dan
masalah ihsan (akhlak). Bahagian aqidah menyentuh hal-hal yang bersifat iktikad
(kepercayaan). Termasuklah mengenai iman setiap manusia dengan
Allah,Malaikat,Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Qiamat dan Qada dan Qadar Allah
swt.
Bahagian syariah meliputi segala hal yang
berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang
berpandukan kepada peraturan hukum Allah dalam mengatur hubungan manusia dengan
Allah dan antara sesama manusia.
Bahagian akhlak merupakan suatu amalan yang
bersifat melengkapkan kedua perkara di atas dan mengajar serta mendidik manusia
mengenai cara pergaulan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketiga-tiga ajaran pokok tersebut di atas
akhirnya dibentuk menjadi Rukun Iman,Rukun Islam dan Akhlak. Dari ketiga bentuk
ini pula lahirlah beberapa hukum agama, berupa ilmu tauhid, ilmu fiqeh dan ilmu
akhlak. Selanjutnya ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan
pembahasan dasar hukum Islam, iaitu al-Quran dan al-Hadis serta ditambah lagi
dengan sejarah Islam.
Sedang secara struktural, kurikulum pendidikan
Islam formal dijabarkan dalam tiga komponen materi pendidikan utama yang
sekaligus menjadi karakteristik, yaitu (1) pembentukan kepribadian islami),
(2)Tsaqafah Islam= fiqh kontemporer dan (3) Ilmu kehidupan (IPTEK, keahlian,
dan ketrampilan). Selain muatan penunjang proses pembentukan kepribadian islam
yang secara terus menerus pemberiannya untuk semua tingkat, muatan tsaqafah
islam dan Ilmu terapan/ilmu kehidupan diberikan secara bertingkat sesuai dengan
daya serap dan tingkat kemampuan anak didik berdasarkan jenjang pendidikannya
masing-masing[1]
Sementara itu menurut Dr. Hj. Maimun Aqsa,
perkara yang perlu didahulukan dalam kurikulum pendidikan Islam ialah al-Quran,
Hadis dan juga Bahasa Arab. Kedua ialah bidang ilmu yang meliputi kajian
tentang manusia sebagai individu dan juga sebagai anggota masyarakat. Menurut
istilah moden hari ini, bidang ini dikenali sebagai kemanusiaan (al-ulum
al-insaniyyah). Bidang-bidangnya termasuklah psikologi, sosiologi, sejarah,
ekonomi dan lain-lain. Ketiga bidang ilmu mengenai alam tabie atau sains
natural ( al-ulum al-Kauniyyah), yang meliputi bidang-bidang seperti astronomi,
biologi dan lain-lain.
Ruang lingkup materi pendidikan Islam
sebenarnya ada terkandung di dalam al-Quran seperti yang pernah dicontohkan
oleh Luqman ketika mendidik anaknya. Bagi Negara Brunei Darussalam Keluasan
ruang lingkup pendidikan Islam tertakluk kepada pihak Kementerian Pendidikan,
Kementerian Hal Ehwal Ugama, Jabatan Perkembangan Kurikulum, tingkat kelas,
tujuan dan tingkat kemampuan pelajar. Bagi sekolah Arab dan agama khas tentunya
mempunyai pembahasan yang lebih luas dan lebih terperinci berbanding sekolah
umum. Begitu juga terdapat perbezaan yang jelas di antara peringkat rendah,
menengah dan peringkat tinggi dan universiti.
Sedangkan mengenai sistem pengajaran dan
teknik penyampaian adalah terserah kepada kebijakan guru melalui pengalamannya
dengan cara memperhatikan bahan yang tersedia,waktu serta jadual yang sudah
ditetapkan oleh pihak tertentu.
“Bagi pengajian tinggi, Pengajaran Agama
Islam hendaklah dijadikan suatu mata pelajaran khas yang juga merupakan suatu
pengajian yang mendalam mengenai sesuatu hukum dan difahamkan maksud-maksud
pengajaran Agama Islam itu supaya mereka dapat mengamalkan pengajaran itu
menjadi sebagai suatu cara hidup dan menjadi panduan semasa mempelajari
ilmu-ilmu yang lain terutama sekali ilmu Sains” (Hj.Mohd.
Jamil Al-SufrI, 1982)
Bagi merumuskan maksud prinsip-prinsip
kurikulum pendidikan Islam kita lihat pandangan Prof. Mohd. Athiyah (Tajul
Ariffin Noordin, 1990). Beliau menjelaskan;
“Pendidikan moden sekarang ini memerlukan
pendidikan Islam. Iaitu pendidikan idealis yang bersifat kerohanian, moral dan
keagamaan. Ini membuatkan kita belajar untuk ilmu dan kelazatan ilmiah. Dengan
demikian kita terlepas daripada keruntuhan, kejahatan dan kemiskinan,
penjajahan dan keangkaramurkaan, serta peperangan-peperangan dengan segala
bencana yang ditimbulkannya. Demi untuk mendapat bersama menikmati suatu
kehidupan yang abadi hidup bersama saling bantu-membantu dan dalam suasana
demokrasi dan bahagia”
3.3 Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Islam
Di antara perkara yang paling penting di dalam
pembentukan setiap kurikulum, tidak terkecuali kurikulum pendidikan Islam,
ialah penyusunannya. Untuk penyusunan yang rapi dan berkesan, kerjasama antara
pihak sekolah dan pihak penggubal kurikulum amatlah diperlukan. Penyusunan
tersebut hendaklah menitikberatkan kesesuaiannya menurut kemampuan pelajar.
Penyusunan kurikulum yang tepat akan membawa
manusia semakin hampir kepada Allah. Seterusnya akan melahirkan genarasi
manusia “para sahabat” yang intelek, berilmu, beriman dan baramal. Kurikulum
yang disusun hendaklah berkesinambungan dari peringkat rendah hinggalah ke
peringkat menengah berterusan ke peringkat universiti bersesuai dengan kehendak
dan keperluan Negara.
Selanjutnya, oleh kerana matlamat kurikulum
dan pendidikan Islam untuk melahirkan individu yang sempurna, samaada dari segi
rohani mahupun jasmani, mata pelajaran dalam kurikulum itu hendaklah bersifat
sepadu. Dengan kata lain mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan Islam
tidaklah terbatas kepada ilmu-ilmu yang berbentuk teoritis sahaja, baik
bersifat naqli mahupun aqli tetapi juga berbentuk praktis, seperti pendidikan
jasmani,latihan ketenteraan, teknik, pertukangan, pertanian dan perniagaan.
Kurikulum yang semata-mata membekalkan pelajaran yang berbentuk spiritual boleh
menyulitkan sesuatu institusi pengajian khususnya dari segi pembangunan
material ( Hj. Abdullah Ishak, 1989
Ciri-ciri Kurikulum PI
Ciri-ciri kurikulum pendidikan islam Menurut
al-Shaibani sebagaimana yang dikutip oleh Anin Nurhayati, dalam bukunya
“Kurikulum Inovasi” , dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Kurikulum
pendidikan islam harus mewujudkan tujuan pendidikannya, materi
pelajarannya. Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari
al-qur’an dan Hadist serta contoh-contoh suri tauladan dari tokoh-tokoh
terdahulu yang baik.
b. Kurikulum pendidikan islam
sangat memperhatikan pengembangan menyeluruh tentang aspek pribadi siswa, yaitu
dari itelektual, psikologis, sosila dan spitritual. Untuk pengembangan
menyeluruh ini, kurikulum harus degnan tujuan pembinaan pada setiap aspek
tersebut. Untuk para peserta didik harus diajarkan berbagai ilmu pengetahua.
c. Kurikulum pendidikan
islam harus memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat, dunia dan
akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia. Keseimbangan itu tentunya bersifat
relatif karena tidak dapat di ukur secara obyektif
d. Kurikulum pndidikan islam juga
memperhatikan seni halus, yaiut seni ukir, pahat, tulis indah, gambar dan
sejenisnya. Selain itu harua memperharikan pendidikan jasmani, lahtihan
militer, teknik ketrampilan, latihan kejuruan, pertukangan dan bahaa asing.
Semuanya berdasarkan bakat dan minat.
e. Kurikulum
islam juga memperhatikan perbedaan-perbedaan kebudayaan di tengah masyarakat,
bail itu kaitannya degnan kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat, keluwesan, seta emneria perkembangan dan perubahan. Kurikulum
pendidikan islam juga memiliki keserasian dengan kdsesuaian perubahan zaman[2]
Dasar-Dasar
Kurikulum Pendidikan Islam [3]
Dasar-dasar kurikulum pendidikan Islam antara
lain adalah :
- Dasar Agama
Kurikulum diharapkan dapat menolong siswa
untuk membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran agama, beraklak mulia dan
melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
- Dasar Falsafah
Pendidikan Islam harus berdasarkan wahyu Tuhan
dan tuntutan Nabi SAW serta warisan para ulama.
- Dasar Psikologis
Kurikulum tersebut harus sejalan dengan ciri
perkembangan siswa, tahap kematangan dan semua segi perkembangannya.
- Dasar Sosial
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses
kemasyarakatan terhadap siswa, penyesuaian mereka dengan lingkungannya,
pengetahuan dan kemahiran mereka dalam membina umat dan bangsanya.[8]
Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Islam
Tentang prinsip-prinsip umum yang menjadi
dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:
a) Prinsip
relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid,
relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang, dan relevansi dengan
tuntutan pekerjaan.
b) Prinsip
efektifitas adalah agar kurikulum dapat menunjang efektifitas guru yang
mengajar dan peserta didik yang belajar.
c) Prinsip
efisiensi adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan
sumber lain secara cermat, tepat, memadai dan dapat memenuhi harapan.
d) Prinsip
kesinambungan adalah saling hubungan dan jalin menjalin antara berbagai tingkat
dan jenis program pendidikan.
e) Prinsip
fleksibilitas artinya ada semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan
di dalam bertindak yang meliputi fleksibilitas dalam memilih program
pendidikan, mengembangkan program pengajaran, serta tahap-tahap pengembangan
kurikulum.
f) Prinsip
integritas antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktivitas yang
terkandung di dalam kurikulum, begitu pula dengan pertautan antara kandungan
kurikulum dengan kebutuhan murid dan masyarakat.[9]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menerima Kritik Dan Saran