Translate

Minggu, 02 Desember 2012

Sejarah Filsafat Rasionalisme


Sejarah Aliran Rasionalisme
Aliran yang sangat berkenaan dalam hal perkembangan manusia pada abad peradabannya yaitu aliran rasionalisme. Aliran ini membawa pengaruh besar terhadap masalah perkembangan manusia dari dulu sampai sekarang, meskipun bertentangan dengan aliran lain yaitu aliran empirisme.
Dapat dijelaskan bahwa dalam aliran rasionalisme perkembangan manusia itu diperoleh dari akal manusia itu sendiri sebagai dasar kepastian pengetahuan. Alat indera yang dipergunakan manusia akan merangsang dan menangkap suatu pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat direspon oleh akal mereka yang akan menghasilkan suatu perkembangan yang baik terhadap perkembangan mereka sendiri. Jadi dengan akal yang dibantu oleh panca indera, manusia dapat menghasilkan suatu pengetahuan dengan benar.
Rasionalisme merupakan tesa dari abad sebelumnya (abad teologis , ke-XVII), kemudian antitesa dari abad pertengahan; dan sekaligus lahirnya humanisme karena timbul kekurang puasan terhadap paham gereja. Rasionalisme merupakan aliran kedua dalam alam pikiran “modern” yang paling menonjol setelah empirisme.[1]
Rasionalisme dapat dikatakan suatu dasar kebenaran karena rasionalisme diambil dari kata rasio yang berarti benar. Kebenaran ini menekankan pada akal budi atau rasio. Manusia menggunakan akalnya untuk berfikir dan menangkap suatu pengetahuan yang ada. Aliran ini meyakini akan adanya kebenaran dari akal manusia dan tak mungkin kebenaran itu didasarkan pada suatu kebohongan, karena yang menjalankan adalah akal dan akal merupakan suatu ciptaan Allah yang diberikan kepada manusia dan tak mungkin adanya suatu kebohongan.
Aliran rasionalisme ada dua macam, yaitu :
·                Dalam bidang agama
          Dalam bidang agama, aliran rasionalisme adalah lawan dari otoritas dan biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama.
·                Dalam bidang filsafat
Dalam bidang filsafat, rasionalisme adalah lawan dari empirisme dan sering digunakan dalam menyusun teori pengetahuan. Hanya saja, empirisme mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan jalan mengetahui objek empirisme, sedangkan rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir, pengetahuan dari empirisme dianggap sering menyesatkan. Adapun alat berfikir adalah kaidah-kidah yang logis.[2]
Rasionalisme dalam bidang filsafat ini memang sangat bertentangan dengan aliran empirisme mengenai perkembangan manusia itu sendiri. Sehingga kedua aliran itu memegang teguh berdasarkan apa yang mereka yakinkan.


[1] M. Solihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat Dari Klasik Hingga Modern, Pustaka Setia; Bandung, 328, hlm. 142
[2] M. Solihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern, Pustaka Setia; Bandung, 328, hlm. 247-248

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menerima Kritik Dan Saran