Metode
Filsafat Rene Descartes
Rene Descartes
mengatakan bahwa mempelajari filsafat itu harus dengan metode-metode yang
hasilnya benar-benar logis. Metode yang dicarinya itu, dengan menyangsikan atau
menerapkan metode keragu-raguan, artinya harus meliputi seluruh pengetahuan
yang dimiliki, beserta kebenaran yang sudah pasti dan logis.[1]
Dalam karyanya
Descartes A Discourse on Methode mengemukakan empat metode keragu-raguan,
dintaranya :
a.
Kebenaran
baru dinyatakan sahih jika telah benar-benar indrawi dan realitasnya telah
jelas dan tegas (clearly and distincictly), sehingga tidak ada suatu keraguan
apapun yang mampu merobohkannya.
b.
Pecahkanlah
setiap kesulitan atau masalah itu sampai sebanyak mungkin, sehingga tidak ada
suatu keraguan apapun yang mampu merobohkannya.
c.
Bimbinglah
pikiran dengan teratur , dengan memulai dari hal yang sederhana dan mudah
diketahui, kemudian secara bertahap sampai pada yang paling sulit dan kompleks.
d.
Dalam
proses pencarian dan pemeriksaan hal-hal sulit, selamanya harus dibuat
perhitungan-perhitungan yang sempurna serta pertimbangan-pertimbangan yang
menyeluruh, sehingga diperoleh keyakinan bahwa tidak ada satu pun yang mengabaikan
atau ketinggalan dalam penjelajahan itu.(Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad
Saebani, 2008 : 251).
2.4 Pandangan Ide-ide Bawaan
Yang paling
fundamental mencari kebenaran merajuk pada prinsip cogito ergo sum (saya berfikir, jadi saya ada).
Ada tiga ide bawaan yang ada sejak
lahir, diantaranya:
a.
Pemikiran. Sebab saya
memahami diri saya sebagai makhluk yang berfikir, harus diterima juga bahwa
pemikiran merupakan hakikat saya.
b.
Allah sebagai wujud yang sama sekali sempurna. Karena
saya mempunyai ide sempurna, mesti ada suatu penyebab sempurna untuk ide itu
karena akibat tidak bisa melebihi penyebabnya. Wujud yang sempurna itu tidak
lain dari pada Allah.
c.
Keluasan. Materi sebagai
keluasan atau ekstensi, sebagai hal itu dilukiskan dan dipelajari oleh
nilai-nilai ilmu ukur.(Atang Abdul Hakim dab Beni Ahmad Saebani,2008 :
255-356).
2.5 Kritik Aliran Rasionalisme
Ada beberapa kritikan mengenai
aliran rasionalisme itu sendiri, namun kritikan itu dijadikan sebagai kelebihan
dan kekurangan dari aliran rasionalisme.
·
Kelebihan
rasionalisme
Kelebihan
rasionalisme adalah mampu menyusun sistem-sistem kefilsafatan yang berasal dari
manusia. Umpamanya logika yang sudah ada sejak zaman Aristoteles, kemudian
matematika dan kebenaran rasio diuji dengan verifikasi konsistensi logis.
Yang
kedua dalam hal menalar dan menjelaskan pemahaman-pemahaman yang rumit.
·
Kelemahan
rasionalisme
Memahami
objek diluar cakupan rasionalitas sehingga titik kelemahan tersebut mengundang
kritikan yang sangat tajam,sekaligus memulai permusuhan baru dengan sesama
pemikir filsafat yang kurang setuju dengan sistem-sistem filosofis yang
subjektif.[2]
[1] Atang Abdul Hakim, Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung; 516, hlm,
251
[2] M. Solihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern,
Pustaka Setia; Bandung, 328, hlm. 154-155
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menerima Kritik Dan Saran