Translate

Kamis, 11 Oktober 2012

Sosialisasi Peserta Didik


                             
A.  Pengertian Sosialisasi Peserta Didik
Disini akan dipaparkan mengenai pengertian sosialisasi dan pengertian peserta didik.
Ada beberapa pengertian menurut para ahli mengenai sosialisasi, diantaranya yaitu :
1.      Menurut Havighurst dan Neugarten :
“ Socialization is the proces by which children learn the way of their society and make these ways part of their own personalities ” Proses sosialisasi adalah proses belajar. Meskipun sosialisasi kerapkali disamaartikan dengan proses belajar, tetapi beberapa ahli mengartikan sebagai proses belajar yang bersifat khusus.
2.      Menurut Thomas Ford Hoults :
Bahwa proses sosialisasi “ Almost always denotes the proces whereby individuals learn to behave willingly in accordance with the prevailing standards of their culture; althught occasionaly used synonymously with learning, usually reserved for the type of learning that bears on future role performance and that particulary involves group approval “. Proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkahlaku sesuai dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan masyarkat.
3.      R.S Lazarus :
“ The entire proces of sosialization, by means of which thi child acquires the values and conduct patternsof the culture , is a process of accomodation, in which the child learns ti inhibit and modify his impuls in favor of environmental pressures, and develops new ones that are culturally determined ” . Jadi proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku yang baru sesuai dengan kebudayaan masyarakat.


Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi dengan mana individu manahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil oper cara hidup atau kebudayaan masyarakat.
2.      Dalam proses sosislisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku dalam masyarakat dimana dia hidup.
3.      Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkannya sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadi.

Definisi peserta didik atau anak didik menurut konsep barat ataupun menurut konsep islam yaitu :
Anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan. Definisi tersebut memberi arti bahwa peserta didik merupakan anak yang belum dewasa yang memerlukan orang lain untuk menjadi dewasa. Anak kandung adalah anak didik dalam keluarga, murid adalah anak didik di sekolah, anak-anak penduduk adalah anak didik masyarakat sekitarnya, dan anka-anak umat beragama menjadi anak didik rihaniwan agama.

B.     Proses Sosialisasi dan Kesulitan Sosialisasi
Sosialisasi terjadi melalui “ conditioning “ oleh lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari pola kebudayaan yang fundamental seprti berbahasa, cara berjalan, duduk, makan, apa yang dimakan, berkelakuan sopan, dll. Belajar norma-norma kebudayaan pada mulanya banyak terjadi di rumah dan sekitar, kemudian di sekolah, dan lingkungan lain.
Proses sosialisasi tidak selalu berjalan lancar, beberapa kesulitan yang menghambatnya antara lain :
1.      Adanya kesulitan komunikasi.
Apabila anak tidak mengerti apa yang diharapkan olehnya dan apa yang diharapkan oleh masyarakatnya, atau tuntutan kebudayaan tentang kelakuannya. Hal ini akan terjadi bila anak itu tidak memahami lambang-lambang seperti bahasa,isarat dan sebagainya.
2.      Adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan.
Masyarakat modern terpecah-ecah dalam berbagai sektor atau kelompok yang masing-masing menuntut pola kelakuan yang berbeda-beda.
Walaupun demikian tiap orang harus berusaha menyesuaikan diri dengan berbagai situasi sosial , sering juga yang bertentangan normanya. Bila pertentangan itu tjam dan individu tak mampu menyesuaikan diri maka ada kemungkinan ia akan mengalami gangguan psikologis atau sosial.
Gangguan kepribadian ini dapat berbeda-beda tarafnya. Ada yang ringan seperti kecangguangan dalam kelakuan. Ada juga gangguan yang merusak pribadi individu, sampai memerlukan psikolog atau psikiater.

C.    Sosialisasi di Sekolah
Sekolah memegang peranan pentig dalam proses sosialisasi anak, walaupun sekolah hanya salah satu lembaga yang bertanggungjawab atas pendidikan anak. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk ke sekolah. Di rumah ia hanya bergaul dengan orang yang terbatas jumlahnya, terutama dengan keluarga dan anak-anak tetangganya. Suasana dirumah bercorak informal dan kebanyakan anak dimanjakan oleh orang tua nya.
Di sekolah anak itu mengalami suasana yang berlainan . ia bukan lagi anak istimmewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah seorang dari puluhan murid lainnya di dalam kelas.
Oleh karena itu penting adanya sosialisasi awal untuk memperkenalkan anak dengan dunia barunya di sekolah tersebut. Dalam istilah yang biasanya digunakan dalam dunia pendidikan dalam memperkenalkan profil duni baru sekolah biasanya disebut MOS ( Masa Orientasi Sekolah ) dalam jenjang Sekolah Menengah Atas, dan istilah OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik Kemahasiswaan ) pada tingkat perguruan tinggi.
Sedikit memberi penjelasan mengenai pengertian OPAK (Pengenalan Akademik Kemahasiswaan ) yang diambil dari buku Pedoman Umum (Pengenalan Akademik Kemahasiswaan ) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yaitu : serangkaian kegiatan bagi mahasiswa baru untuk memberikan pengenalan proses pendidikan, dan kemahasiswaan di lingkungan Kampus. Hal itu diperuntukan bagi mahasiswa baru dalam rangka pengenalan dunia kampus terutama dunia akademik. Tetapi tidak dipungkiri juga dengan adanya interaksi antar elemen dalam kampus itu akan menimbulkan adanya sosialisasi.
Namuan banyak polemik pro kontra permasalahan yang muncul dengan adanya OPAK tersebut dalam masyarakat. Disatu sisi OPAK tersebut merupakan ajang yang tetap sebagai sarana sosialisasi, namun disisi lain image OPAK dimana OPAk tersebut dijadikan ajang perpeloncoan mahasiswa baru yang masih “polos” sampai dengan ajang balas dendam.
Disini perlu adanya pengemasan ulang OSPEK dalam rangka meningkatkan sasaran tujuan utama diadakannya OSPEK tersebut.










BAB III
Penutup
A.    Kesimpulan

·         Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi dengan mana individu manahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil oper cara hidup atau kebudayaan masyarakat.
·         Dalam proses sosislisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku dalam masyarakat dimana dia hidup.
·         Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkannya sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadi.
Proses sosialisasi tidak selalu berjalan lancar, beberapa kesulitan yang menghambatnya antara lain :
1.      Adanya kesulitan komunikasi.
Apabila anak tidak mengerti apa yang diharapkan olehnya dan apa yang diharapkan oleh masyarakatnya, atau tuntutan kebudayaan tentang kelakuannya. Hal ini akan terjadi bila anak itu tidak memahami lambang-lambang seperti bahasa,isarat dan sebagainya.
2.      Adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan.
Masyarakat modern terpecah-ecah dalam berbagai sektor atau kelompok yang masing-masing menuntut pola kelakuan yang berbeda-beda.

·         Pengertian OPAK (Pengenalan Akademik Kemahasiswaan ) yang diambil dari buku Pedoman Umum (Pengenalan Akademik Kemahasiswaan ) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yaitu : serangkaian kegiatan bagi mahasiswa baru untuk memberikan pengenalan proses pendidikan, dan kemahasiswaan di lingkungan Kampus.
·         Banyak polemik pro kontra permasalahan yang muncul dengan adanya OPAK tersebut dalam masyarakat. Disatu sisi OPAK tersebut merupakan ajang yang tetap sebagai sarana sosialisasi, namun disisi lain image OPAK dimana OPAk tersebut dijadikan ajang perpeloncoan mahasiswa baru yang masih “polos” sampai dengan ajang balas dendam. Disini perlu adanya pengemasan ulang OSPEK dalam rangka meningkatkan sasaran tujuan utama diadakannya OSPEK tersebut. 


BAB IV
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu, 1982, Sosiologi Pendidikan, Surabaya : Bina Ilmu

Muhaimin dan Abdul Mujib,1993, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung : Trigenga Karya

S Nasution, 2004, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara

Bidang Kemahasiswaan UIN Sunan Kalijga Yogyakarta, 2011, Pedoman Umum (Pengenalan Akademik Kemahasiswaan ) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakrta : Bidang Kemahasiswaan


Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya : Bina Ilmu, 1982 ), hal. 137
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, ( Bandung : Trigenga Karya, 1993 ), hal. 176
S Nasution, Sosiologi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hal. 126

Bidang Kemahasiswaan UIN Sunan Kalijga Yogyakarta, Pedoman Umum (Pengenalan Akademik Kemahasiswaan ) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ( Yogyakrta : Bidang Kemahasiswaan, 2011), hal. 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menerima Kritik Dan Saran