Translate

Rabu, 14 Maret 2012

Unsur Dan Peran Kebudayaan Islam


A.     Unsur pokok kebudayaan Islam
1.      Potensi perekonomian
2.      Sistem politik
3.      Tradisi-tradisi yang menyangkut tingkah laku dan sopan santun
4.      Perbendaharaan ilmu pengetahuan dan kesenian
Perkembangan Perkembangan dan kemajuan kebudayaan dan kemajuan kebudayaan didukung oleh beberapa faktor, seperti faktor geografis, ekonomi psilogis, bahasa dan pendidikan. Faktor kehancuran dan kemunduran suatu kebudayaan ialah rusaknya moral, pemikiran, keburukan hukum dan perundang-undangan, kezaliman dan kemiskinan, dan hilangnya pemimpin yang ikhlas serta murni.
Kebudayaan Islam timbul setelah didahului oleh serentetan kebudayaan manusia dan akan diiringi pula oleh serentetan kebudayaan setelahnya.
B.     Peran Kebudayaan Islam
Peranan kebudayaan Islam dalam sejarah kemajuan dan pewrkembangan kemanusiaan:
1.      Kebudaan Islam berdiri tegak diatas dasar aqidah Tauhid
Kebudayaan Islamlah yang pertama-tama mengajarkan ke Esaan Allah, tiada sekutu bagi-Nya baik dari segi Kemaha Bijaksanaan-Nya dan Kemaha Kuasaan-Nya atas segala mahluk. Ajaran Islam tentang ketauhidan Allah di segala segi ini berdampak besar dan penting bagi pengangkatan harkat dan martabat manusia, membebaskan rakyat dunia dari imperialisme dan kolonialisme raja-raja, kaum bangsawan, kaum penguasa Negara dan penguasa keagamaan, tentunya juga membawa kebahagiaan bagi semua kalangan.
Aqidah tauhid juga memberi pengaruh perbaikan hubungan antara penguasa dengan rakyatnya dan senantiasa mengarakan pandangan hanya tertuju kepada Allah SWT, pencipta alam semesta ini.
Ajaran Islam telah merevolusi kebudayaan-kebudayaan berhala, baik yang ada sebelum maupun sesudahnya. Islam seratus persen tidak menyukai dan tidak mentolerir apa saja yng berbau syirik atau penyembahan berhala. Islam tidak membenarkan pembuatan patung-patung para pembesar, para raja dan orang-orang tersohor lainnya, tak terkecuali patung para Nabi dan Rasul Allah sendiri.
Telah banyak para peneliti kesenian Islamiyah mengakui atau menyadari adanya kesatuan atau kesamaan corak dan cita seni masyarakat Islam yang terdiri dari berbagai bangsa dan iklim,sepeti kesenian masyarakt Islam Andalusia/ Spanyol, seni  tenun masyarakat Mesir, seni logam masyarakat Iran, dan lain sebagainya.
2.      Kebudayaan Islamiyah adalah terletak pada watak dan sasarannya yang selalu mengakar dalam prikemanusiaan, disamping terletak pada wawasannya yang bersifat internasional dan universal.
Al-Qur’an sebagai sumber utama dan pedoman Islam, telah menyatakan kesamaan dan kesatuan manusia di dalam kebhinekaan keturunan, suku, ras dan bangsa[1]. Kalau kebudayaan-kebudayaan sebelum dan sesudah Islam itu mengukur kemajuan dan kemundurannya dengan standar atau ukuran local, maka kebudayaan Islam mengukur kemajuan dan kemundurannya dengan standar kemanusiaan.
Jika tokoh-tokoh kebudayaan  sebelum dan sesudah Islam dianggap oleh masyaraktnya sebagai pendekar-pendekar bangsa, suku, atau ras tertentu, dalam local tertentu, maka kehadiran ulama-ulama Islam semisal Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Hambali, dan lain sebagainya merupakan pahlawan-pahlawan kemanusiaan pada umumnya.
3.      Kebudayaan Islam  menempatkan prinsip-prinsip sebagai fondasi bagi semua system dan sub-sub sistemnya.
Unsur moral itu menjiwai serta mendasari sistem pemerintahan, ilmu pengetahuan, perundang-undangan, etika perang, pergaulan damai,system perekonomian, dan masih banyak lagi.
Pengutamaan akhlaq dalam keseluruhan kebudayaan Islamiyah sudahlah terang menjadi cciri kelebihan dan ketinggiannya dibandingkan kebudayaan lain, baik yang sebelum maupun sesudah kebudayaan Islam. Pengutamaan unsur moral ini juga membuat kebudayaan Islam itu sendiri menjadi satu-satunya kebudayaan dunia yang mampu menjamin kebahagiaan sepanjang masa. Itu menjadi hal yang sangat luar biasa yang tidak dijanjikan oleh kebudayaan yang selain Islam.
4.      Kebudayaan Islamiyah mempercayai ilmu pengetahuan yang berdasarkan kebenaran,dan bahwa kebudayaan ini berpusat pada aqidah yang murni.
Ia tertuju pada akal dan hati manusia sekaligus, sehingga membekas di dalam jiwa dan pikiran pada waktu yang sama. Hanya sistem kebudayaan Islamlah yang memiliki cirri-ciri ini dan mampu menumbuhkan suatu sistem kenegaraan yang bersendikan prinsip-prinsip kebenaran dan dan keadilan yang diajarkan agama sesuai dengan aqidahnya.
Ia tidak hanya membangun dan memajukan Negara dan pemerintahan, lalu meruntuhkan kebuyaan Ia tidak hanya membangun dan memajukan Negara dan pemerintahan, lalu meruntuhkan kebuyaan pada umunya. Namun sebaliknya ia mampu membangun dan memajukan kedua-duannya secara seerentak dan terpadu dengan agama sebagai dasar dari segala dasarnya.
Beberapa bukti yakni dari Msajid Kordova, Masjid Bagdad, Masjid Kairo, Masjid Damaskus, telah memancar cahaya benderang ilmu pengetahuan menyinari semua ufuk dunia. Kebudayaan Islam lah yang satu-satunya kebudayaan yang sangat anti sekalarisme berikut segala akar dan cabangnya. Kebudayaan Islam anti dichotomisme [2].
5.      Dalam ajaran Islam dikenal toleransi keagamaanyang mengagumkan serta mendapat fondasi kebudayaan.
Orang yang tidak mempeercayai suatu agama dan tidak mempercayai adanya Tuhan tentulah tidak aneh bila dia memandang sama semua agama, dan menyamaratakan semua penganut agama-agama yang ada. Sebaliknya yang mengagumkan ialah adanya manusia-manusia yang menganut agama hak (Agama Islam), dimana aqidahnya merupakan sebaik-baik aqidah, diperbolehkan berperang, tetapi masih memilki dan mengembangkan kebudayaannya yang penuh toleransi terhadap para penganut agama-agama lain.
Belum didapati dalam sejarah dunia suatukebudayaan yang bersendikan agama mampu menumbuhkan sikap dan sifat toleran,adil, dan penuh kasih dan berprikemanusiaa, selain kebudayaan yang berdasarkan dinulul Islam.
Lima buah cirri-ciri kebudayaan Islam di atas cukup membuktikan ketinggian kebudayaan Islam dibandingkan dengan semua kebudayaan yang pernah dan akan ada. Semua manusia yang beragama yang memiliki jiwa merdeka dan akal sehat sudah mendapat kesejukan dan ketenangan hati selama kebudayaan Islam jaya dahulu. Selama masa-masa kejayaan itu, semua manusia merasakan adanya keadilan hokum,  keadilan penguasan Islam. Mereka mendapat pengarahan, pendidikan, pengajaran dan kebahagiaan dari kebudayaan Islam.
Orang yang kuat akan menindas orang yang lemah, begitulah tingkah-laku orang-orang kuat terhadap orang yang lemah. Bukan hanya di zaman sekarang, melainkan di sepanjang sejarah manusia di muka bumi ini. Yang tidak berkelakuan begitu hanyalah umat Islam, sekalipun di masa-masa mereka berkuasa dan berkebudayaan jaya dahulu.
Pada zaman itu, mnanusia ummat dan kebudayaan Islam membimbing manusia, tanpa membeda-bedakan golongan yang kuat dari golongan yang lemah dan tanpa meremehkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki masyarakat Barat atau Timur.

KESIMPULAN:
Keterkaitan Kebudayaan Islam dengan Kebahagiaan Ummat. Sudah kita paparkan di atas Kebudayaan Islam sangat berpengaruh bagi kehidupan ummat manusia, terutama dalam kebahagiaan ummat. Al-Qur’an sebagai sumber utama dan pedoman Islam, telah menyatakan kesamaan dan kesatuan manusia di dalam kebhinekaan keturunan, suku, ras dan bangsa, ini berpengaruh dalam ketentraman ummat dan juga kebahagiaan ummat.



DAFTAR PUSTAKA
As-Siba’i Musthafa, Kebangkitan Kebudayaan Islam (Jakarta: Media Dakwah, 1987) hal. 70-83.


[1] Lihhat Al-Qur’an, Surah Al-Hujarat, ayat 13
[2] Dichotomisme = pengkotakan (pembagian dalam dua bagian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menerima Kritik Dan Saran