Translate

Minggu, 02 Desember 2012

Metode Filsafat Rene Descartes


Metode Filsafat Rene Descartes
Rene Descartes mengatakan bahwa mempelajari filsafat itu harus dengan metode-metode yang hasilnya benar-benar logis. Metode yang dicarinya itu, dengan menyangsikan atau menerapkan metode keragu-raguan, artinya harus meliputi seluruh pengetahuan yang dimiliki, beserta kebenaran yang sudah pasti dan logis.[1]
Dalam karyanya Descartes A Discourse on Methode mengemukakan empat metode keragu-raguan, dintaranya :
a.       Kebenaran baru dinyatakan sahih jika telah benar-benar indrawi dan realitasnya telah jelas dan tegas (clearly and distincictly), sehingga tidak ada suatu keraguan apapun yang mampu merobohkannya.
b.      Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah itu sampai sebanyak mungkin, sehingga tidak ada suatu keraguan apapun yang mampu merobohkannya.
c.       Bimbinglah pikiran dengan teratur , dengan memulai dari hal yang sederhana dan mudah diketahui, kemudian secara bertahap sampai pada yang paling sulit dan kompleks.
d.      Dalam proses pencarian dan pemeriksaan hal-hal sulit, selamanya harus dibuat perhitungan-perhitungan yang sempurna serta pertimbangan-pertimbangan yang menyeluruh, sehingga diperoleh keyakinan bahwa tidak ada satu pun yang mengabaikan atau ketinggalan dalam penjelajahan itu.(Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, 2008 : 251).

2.4       Pandangan Ide-ide Bawaan
Yang paling fundamental mencari kebenaran merajuk pada prinsip cogito ergo sum (saya berfikir, jadi saya ada).
Ada tiga ide bawaan yang ada sejak lahir, diantaranya:
a.       Pemikiran. Sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berfikir, harus diterima juga bahwa pemikiran merupakan hakikat saya.
b.      Allah sebagai wujud yang sama sekali sempurna. Karena saya mempunyai ide sempurna, mesti ada suatu penyebab sempurna untuk ide itu karena akibat tidak bisa melebihi penyebabnya. Wujud yang sempurna itu tidak lain dari pada Allah.
c.       Keluasan. Materi sebagai keluasan atau ekstensi, sebagai hal itu dilukiskan dan dipelajari oleh nilai-nilai ilmu ukur.(Atang Abdul Hakim dab Beni Ahmad Saebani,2008 : 255-356).

2.5       Kritik Aliran Rasionalisme
Ada beberapa kritikan mengenai aliran rasionalisme itu sendiri, namun kritikan itu dijadikan sebagai kelebihan dan kekurangan dari aliran rasionalisme.
·         Kelebihan rasionalisme
Kelebihan rasionalisme adalah mampu menyusun sistem-sistem kefilsafatan yang berasal dari manusia. Umpamanya logika yang sudah ada sejak zaman Aristoteles, kemudian matematika dan kebenaran rasio diuji dengan verifikasi konsistensi logis.
Yang kedua dalam hal menalar dan menjelaskan pemahaman-pemahaman yang rumit.
·         Kelemahan rasionalisme
Memahami objek diluar cakupan rasionalitas sehingga titik kelemahan tersebut mengundang kritikan yang sangat tajam,sekaligus memulai permusuhan baru dengan sesama pemikir filsafat yang kurang setuju dengan sistem-sistem filosofis yang subjektif.[2]




[1] Atang Abdul Hakim, Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung; 516, hlm, 251
[2] M. Solihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern, Pustaka Setia; Bandung, 328, hlm. 154-155

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menerima Kritik Dan Saran