PENDIDIKAN
MENURUT MUHAMMAD IQBAL
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah:
Filsafat Pndidikan Islam
Dosen pengampu: Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag.
Disusun oleh :
Siti kholifah 07410327
Samingan 07410331
Kasyifatul hijabah 07410332
Nendi bahtiar 07410329
Ita lestari 07410340
Wahyuni 07410324
Nur ridwan 07410338
Widiyanto 07410311
Siti kholifah 07410327
Samingan 07410331
Kasyifatul hijabah 07410332
Nendi bahtiar 07410329
Ita lestari 07410340
Wahyuni 07410324
Nur ridwan 07410338
Widiyanto 07410311
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
Muhammad Iqbal lahir di daerah Sialkot, Panjab pada
22 Februari pada tahun 1873 dari golongan menengah. Muhammad Iqbal pergi ke
Lahore untuk meneruskan studinya sampai mendapatkn gelar kesarjanaan M.A.
Muhammad Iqbal memperoleh gelar M.A di Universitas Murray College. Sewaktu
Muhammad Iqbal masih belajr di Lahore dia beruntung sekali bertemu dengan ulama
besar yang bernama MIR HASAN yang telah mendidiknya sejak Muhammad Iqbal masih
muda terutamadalam bidang keagamaan. Sewaktu Muhammad Iqbal masih belajar,
beliau sudah terlihat gemar sekali mengubah syair-syair ke dalam bahasa Urdu.
Atas kegemarannya itu, pada tahun 1895 ia melanjutakn belajarnya ke Delhi
dimana pada sa’at itu Delhi merupakan anak benua Indo-pakistan yang kaya akan
intelektualitas.
Sewaktu Muhammad Iqbal di Delhi, bahasa Persia
sedang terdesak oleh bahasa Urdu. Banyak dari orang–orang mendirikan
perhimpunan sebagai dorongan untuk melegalkan bahasa Urdu. Pada saat itulah
Muhammad Iqbal sudah mulai populer, akan tetapi ke populerannya masih terbatas
di kalangan pelajar. Pada perhimpunan sastra yang anggotanya meliputi
tokoh-tokoh terkenal dalam salah satu pertemuannya Muhammad Iqbal pernah
membacakan syairnya yang terkenal tentang himalaya yang penuh dengan
patriotisme. Bunyi syairnya yaitu :
“Ingatlah pada tanah air
mu
Wahai orang tak berakal”
Kekalutan sedang
menggelegak
Dilangit kelihatan tanda-tanda kehancuranmu,
Lihatlah apa yang sedang terjadi dan lagi akn
terjadi”
Ada apa dari cerita-cerita di zaman lampau
itu
Gagal memahami ini, kamu pastiakan hancur.
Pada saat itu Muhammad Iqbal berada dibawah pengaruh Sir
Thomas Arnold pengarang dari sebuah buku yang berjudul “The preaching of
Islam”. Dari Thomas Arnold inilah yang pertama mengenalkan filsafat barat dalam
jiwa Muhammad Iqbal. Pada tahun 1905,
Muhammad Iqbal berangkat ke Eropa melanjutkan studi nya di Universitas
Cambridge. Setelah dari Inggris kemudian ia pergi ke Jerman dan kuliah di
Universitas Munchen dan mendapat gelar Doctor philosophiae (Ph.D) atas tesisnya
yang berjudul “Perkembangan Methaphysika di Persia.
Muhammad Iqbal berada di
Eropa selama tiga tahun menjadikan pemikirannya meluas dan mendalam. Pengetahuan
itu tidak didapat semata-mata dari Universitas Cambridge, akan tetapi juga
karena kerajinan Muhammad Iqbal dalam menuntut berbagai macam pengetahuan yang
tersembunyi dalam buku-buku yang berada di perustakaan Cambridge, London dan
Berlin.
Menurut orang-orang yang
mengenal Muhammad Iqbal, sangat
lancar dan menarik dalam pembicaraan ia dapat dan suka berbicara apa saja.
Setelah belajar di Eropa Muhammad Iqbaltidak banyak bepergian kecuali pergi
untuk memberi kuliah dan berpidato politik untuk kepentingan kaum muslimin.
Pada tahun 1928 Muhammad Iqbal pergi ke India Selatan dan mengunjungi Madras,
Mysore, Hydrabad. Ketika Muhammad Iqbal berada di Madras, Hydrabad dan
Aligarh Muhammad Iqbal memberikan ceramah yang kemudian di terbitkan ke dalam
sebuah buku yang bejudul The
Reconstruction of Religion Thought in Islam.
Dalam ilmu pengetahuan Muhammad Iqbal banyak menyumbangkan
pemikiannya terutama yang berbentuk dalam sebuah buku. Karya-karyanya adalah:
1.
Bahasa
Persia
Terdiri dari Asrar-i-Chudi, Rumuz-i-Bechudi,
Payam-i-Masjriq, Zabur-i-Adjam, Djawid Namah, Pas Tjeh Baid Kard Aye
Aqwam-i-Sjarq, Lala-i-Thur.
2.
Bahasa
Urdu
Terdiri dari Ilmu al-Iqtisad, Bang-i-Dara, Bal-i-Djibril,
Zarb-i-Kalim, Armghan-i-Hidjaz, Iblis ki Madjlis-i-Sjura, Iqbal Namah,
Baqiyat-i-Iqbal
3.
Bahasa
Inggris
Development of metaphysics,
BAB II
PEMBAHASAN
PEMIKIRAN
MUHAMMAD IQBAL
TENTANG
PENDIDIKAN
Membahas pendidikan
merurut Muhammad Iqbal berarti juga membahas tentang sumbangan pemikiran
tentang pendidikan yang disarankan untuk mencari pendidikan yang ideal.
Pembahasan mengenai pendidikan tidak terlepas dari unsur kurikulum dimana
kurikulum merupakan salah satu syarat yang wajib ada dalam penyelenggaraan
pendidikan formal. Unsur-unsur kurikulum diantaranya membahas tentang tujuan
pendidikan secara umum, unsur lain yang ada dalam kurikulum yaitu materi,
metode, dan evaluasi.
Untuk mengetahui lebih
lanjut tentang unsur-unsur kurikulum menurut Muhammad Iqbal yang telah
disebutkan diatas, dapat disimak penjelasannya sebagai berikut:
1.
Kurikulum
Kurikulum
yang ditawarkan menurut Muhammad Iqbal adalah kurikulum yang memperkenalkan dan
memasukkan kegiatan kehidupan sehari-hari dalam kehidupan sekolah.2 Kurikulum yang ditawarkan Muhammad
Iqbal ini berimplikasi terhadap tujuan pendidikan, materi sebagai isi ,metode
sebagai sarana dalam penyampaian materi, dan evaluasi untuk melihat sejauh mana
pemahaman peserta didik terhadap materi.
1.
Tujuan
pendidikan
Tujuan
pendidikan merupakan sesuatu yang hendak dicapai, pendidikan tanpa adanya
tujuan tidak bisa disebut pendidikan. Hal ini karena tujuan merupakan langkah
awal yang semua dari kompenen atau unsur kurikulum yang lain nantinya akan di
arahkan kesemuanya untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Menurut
Muhammad Iqbal, tujun pendidikan meliputi:
1.
Tujuan
hidup yang mulia hendaknya mengilhami kegiatan insani dalam segala bidang,
lebih-lebih dalam dunia pendidikan yang bertugas untuk membina kata hati dan
intelek manusia yang tidak ada “defeatisme” (suatu pandangan yang serba
menyerah-kalah) atau pesimisme, sebab pendidikan itu merupakan perjalanan yang
benar dalam menggali berbagai kemungkinan yang tak terbatas.3
2.
Fungsi
pendidikan adalah melahirkan melahirkan interaksi yang dinamis dan
progesitifitas kedua kutub tersebut, dengan maksud agar keduanya dapat saling
bertautan secara serasi.4
3.
Pendidikan
bagaikan “azimat” dalam upaya pencapaian tujuan, maka pendidikan hendaknya
dapat dijiwai semangat dan citanya, yang merupakan sumber inspirasi bagi tata
kehidupan social dan kebudayaan itu.5
4.
Pendidikan
hendaknya dinamis dan kreatif yang di ilhami oleh suatu keyakinan yang optimis
tentang tujuan akhir manusia6
5.
Tujuan pendidikan yang dikejar
“ego” bukanlah sekedar emansipasi dari berbagai keterbatasan individualitas
yang lebih mantap. Tujuan akhirnya bukan sekedar kegiatan intelektual,
melainkan tindakan yang memperdalam keseluruhan keberadaan ego dan mempertegas
dan mempertajam kemauannya, disertai keyakinan yang kreatif. Bahwa dunia ini
bukanlah sesuatu yang sekedar cukup dilihat dan dikenal melalui berbagai konsep
pandangan tertentu, melainkan sesuatu yang harus diciptakan dan dibuat kembali
melaui kegiatan dan aktifitas yang bersinambungan.7
6.
Pendidikan hendaknya di arahkan
kepada penundukan rohani terhadap jasmaniuntuk meraih seluruh dunia, walau
dengan mengorbankan jiwa sekalipun.8
2.
Materi
1.
Pertumbuhan
individualitas peserta didik
Pertumbuhan
dan perkembangan individu menuntut kegiatan yang intensif dan aneka ragam serta
tak kenal putus dalam pertautan individu yang bersangkutan dengan lingkungannya
yang berlangsung terus menerus dan timbale balik, mencekup segi material maupun
budayanya.
2.
Nilai
sejarah dan budaya
Menurut
Muhammad Iqbal materi pembelajaran hendaknya tidak meninggalkan nilai-nilai
sejarah dan budaya . seperti ungkapan Iqbal berikut ini:
“Bila ia mengabaikan sejarah
masa lewat,
Kedalam
ketiadaanlah ia akan terjerat”
Karena
sejarah menjalin masa lalu dengan masa kini serta menciptakan suatu
kesinambungan pada kehidupan dan kebudayaan masyarakat.9
Menurutnya,
berkat tradisi religious dan filosofisnya, mereka akan dapat menghargai dan
menyetujui ide-ide dan nilai-nilai yang bertautan dengannya.
3.
Perpaduan
antara sisitem nilai ilmu pengetahuan dan agama.
Ilmu
pengetahuan saja tiadak akan mampu memberikan gambaran yang menyeluruh dan
memuaskan peserta didik mengenai dunia keyataan atau realita. Sedangkan system
nilai agama sumber yang sangat vital bagi idealism dan kasih saying kemanusiaan
sehingga berkat kehidupan yang religious itu manusia akan menggunakan segala
dayanya demi kebaikan bukan kejahatan. Oleh karena itu agama hendaknya
dipandang sebagai pelengkap yang mengimbangi pandangan yang didapat melalui
ilmu pengetahuan.
3.
Metode
Metode
pembelajaran dalam pendidikan dapat dianalogikan sebagai jalan yang dilalui
oleh kendaraan, metode pembelajaran mempuyai pengaruh yang besar dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Penggunaan metode
pembelajaran tidak bisa disamakan dalam menyampaikan setiap materi yang akan
disampaikan, dalam pemilihan metode yang akan digunakan tidak dapat terlepas
dari kontektualisasi dan relevansi tuntutan zaman, materi yang akan
disampaikan, kondisi peserta didik, sumber daya manusia, sarana dan prasarana
sebagai pendukung atas penggunaan media yang akan dipakai dalam proses
pembelajaran. Muhammad Iqbal
menghendaki penggunaan metode yang dapat menghadapkan siswa (peserta didik)
kepada situasi baru dan masalah baru yang mengundng mereka untuk bekerja dengan
penuh kesadaran akan tujuan yang digalinya dari sumber yang tersedia dalam
lingkungan mereka. menurut Muhammad Iqbal terdapat empat metode pembelajaran
yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran yaitu:
1.
Metode
self-activity
Merupakan
sebuah metode untuk menjadikan peserta didik bersikap aktif dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Metode ini mengubah paradigma peserta didik tidak hanya
menerima/mendengarkan pengetahuan yang disampaikan oleh pendidik, akan tetapi
peserta didik lebih dituntut aktif dalam memperoleh pengetahuan baik dalam
lingkungan kelas maupun dalam mengakses materinya di luar kelas.
2.
Metode
learning by doing
Learning by
doing (belajar dengan mengerjakan) merupakan sebuah metode apabila meminjam
teorinya Bloom metode pembelajaran ini tidak hanya
sebatas pada ranah kognitif dan afektif saja, melainkan lebih pada
psikomotorik. Dengan metode ini peserta didik lebih dituntut untuk mampu
mempraktekan apa yang mereka peroleh dalam tingkah laku kehidupannya.
3.
Metode
proyek
Merupakan
sebuah metode yang menuntut peserta didik untuk menyelesaikan sesuatu yang
telah ditugaskan dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
4.
Metode
problem-solving
Problem-solving
merupakan metode pembelajaran dengan mencari jalan keluar terhadap permasalahan
yang ada, dalam proses pembelajarannya peserta didik dihadapkan kedalam
permasalahan kemudian peserta didik dimintai untuk memecahkan persalahannya
baik secara individu maupun secara kelompok.
4.
Pendidik
Pendidik
dalam menggalli dan mengembangkan konsep pendidikannya akan harus mengkaji dan
meneliti hakekat individualitas serta lingkungan.10Bahwasanya
dalam pembelajaran pendidik harus menguasai karakteristik dari siswa sehingga
dalam pembelajaran akan mudah mengajarnya.pendidik harus bisa menyiasati
peserta didik yang satu dengan yang lain karena masing-masing siswa mempunyai
karateritik yang berbeda. Dalam mendidik juga harus bisa menyesuaikan dengan
lingkungan setempat baik dalam berkomunikasi dengan siswa maupun dengan orang
tua siswa.
Pendidik
hendaknya berusaha untuk memperbaiki dan mengatasi kekurangan, tidak hanya
dengan jalan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi juga dengan
jalan menumbuhkan dan mengembangkan suasana dan kehidupan ilmiah.11 Dalam proses pembelajaran pendidik
tidak berfungsi sebagai transfer ilmu,tetapi pendidik harus dapat mengembangkan
jiwa dalam pesertadidik agar ahlak peserta didik juga dapat berkembang,
sehingga pesertadidik nantinya dalam menerapkan ilmunya dapat diterima oleh
masyrakat.
5.
Peserta
didik
Apabila
pendidikan itu dimasukkan untuk mempersiapkan anak bagi kehidupannya, maka
pendidikan hendaknya dicapai melalui partisipasi dalam kehidupan itu.12
Pendidikan
peserta didik itu disesuaikan dengan kehidupan atau perilaku sehari-harinya.
Untuk menyesuaikannya, peserta didik harus ikut berpartisipasi dalam
pembelajaran sehingga peserta didik faham serta menguasai apa yang terkandung
dalam materi yang sudah disampaikan. Jadi dalam diri peserta didik perlu adanya
kesadaran untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan pendidikan.
2.
Lingkungan
Lingkungan
belajar merupakan salah satu faktor yang mendukung proses pendidikan. Menurut
Muhammad Iqbal tentang lingkungan “setiap kelangsungan pendidikan bertopang
pada kenyataan kehidupan suatu organisme insani yang secara terus menerus
berinteraksi dengan suatu lingkungan yang mantap dan kompleks”.13
“No one can develop any
intelligent theory of education without consciously postulating some conception
of the nature of the nature of the individual to be educated, his relationship
to the community and, what may be called, his ultimate destiny”14 (Tak seorangpun dapat mengembangkan
teori kecerdasan dari pendidikan, tanpa sadar mendalilkan beberapa konsep alam
tentang hakikat individu untuk dididik, yang berhubungan dengan masyarakat dan
apa yang disebut dengan tujuan akhir)
Lingkungan
bersama sekolah hendaknya berusaha menggali makna intelektual, estetik, dan
moral dari kegiatan dan minat sehari-hari, serta meningkatkan penggunaan akal
sehat dalam menanggulangi masalah kehidupan sehari-hari.15 Pendidikan tidak akan mampu efektif
tanpa adanya lingkungan yang mendukung tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
3.
Relevansi
model pendidikan Muhammad Iqbal
1.
Kurikulum
Menurut pemakalah kurikulum yang di gagas oleh
Muhammad Iqbal masih cukup relevan apabila kurikulum tersebut diterapkan pada
masa sekarang ini, karena kami melihat pendidikan tidak dapat terlepas dari
kehidupan masyarakat dan budayanya.
2.
Materi
Materi yang rancang menurut pendapat Muhammad
Iqbal menurut kelompok kami juga masih mempunyai nilai relevansi, akan tetapi
kami kontektualisasika dengan para paradigma yangs sekarang tentunya harus
adanya pemilahan yang jelas dari segi kecapaiaan ketiga ranah yang yang diusung
oleh Bloom yaitu materi yang disampaikan mengacu pada ranah kognitif, afektif
dan psikomotor.
3.
Metode
Metode yang
digunakan pada saat ini yang menggunakan metode belajar aktif apabila kita
teliti bersama ternyata metode tersebut juga sudah ada pemikiran pada masa
jamannya Muhammad Iqbal semisal metode problem solving dan metode yang lainnya,
hal ini mempunyai pengertian bahwa matode pembelajaran Muhammad Iqbal cukup
relevan untuk saat ini. Bahkan metode yang digagas oleh UNESCO selaku badan
yang menangani pendidikan yang dinaungi oleh PBB untuk pendidikan masa depan
sudah dilakukan oleh Muhammad Iqbal.
4.
Pendidik
Relevansi
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran Muhammad Iqbal juga masih cukup
mempunyai nilai-nilai yang perlu dipertahankan, akan tetapi tentu masih ada
penambahan peran pendidik semisal pengenalan terhadap teknologi informasi dan
komuniksi.
5.
Peserta
didik
Peserta
didik sebagai subjek pendidikan tentunya mempunyai peran yang paling besar
dalam pendidikan, sebagaimana yang telah diharapkan oleh Muhammad Iqbal peserta
didik harus mampu bermasyarakat karena pola masyarakat tidaklah statis akan
tetapi selalu dinamis mangikuti perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Raliby, Osman, Pembangunan
Kembali Alam Pemikiran Islam,Djakarta: Bulan-Bintang, 1966.
Nasution, Harun, Pembaharuan
dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta:
Bulan-bintang: 1992.
Sarjono, dkk., Panduan
penulisan Skripsi, Yogyakarata: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2008.
Iqbal, Muhammad, Percikan
Filsafat Iqbal mengenai Pendidikan, penerjemah:
Soelaeman, Bandung: CV Diponegoro, 1981.
…….., Iqbal’s Educational Philosophy,
Lahore: Khasmiri Bazar, 1954.
Page | 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menerima Kritik Dan Saran