Translate

Senin, 03 Desember 2012

PRINSIP-PRINSIP DASAR


A.    PRINSIP-PRINSIP DASAR

Dalam pengembangan kurikulum kita harus memperhatikan agar kurikulum yang kita hasilkan nanti sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak yang di antaranya, sekolah itu sendiri, siswa dang orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada lima prinsip dasar yang akan kita kemukakan dibawah ini di antaranya;

1.      Prinsip Relevansi
Pada umunya relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai kesesuaian pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Sehingga dengan kata lain, pendidikan di pandang relevan bila hasil yang diperoleh berguna bagi kehidupan.
a.       Relevansi Pendidikan Dengan Lingkungan Hidup Murid
Peneapan bahan  pendidikan yang akan kita buat hendaknya melihat kesuaian tempat atau kesuaian dengan kehidupan nyata di sekitar murid. Jangan malah  membuat bahan dengan menyamakan atau melukiskan kehidupan kota seperti kemacetan lalu lintas dan gedung-gedung tinggi yang ada.
b.      Relevansi Dengan Perkembangan Kehidupan Masa Sekarang Dan Masa Yang Akan Datang
Dalam menetapkan bahan harus mempertimbangkan lingkungan hidup murid  dan perkembbangan kehidupan di masa dulu, masa sekarang dengan masa yang akan datang.
Banyak sekali alat-alat jaman dulu bnyak sekali yang sudah tidak digunakan seperti radio tabung dengan radio transistor yang banyak dipakai di jaman sekarang dan mungkin radio tabung tidak diguunakan lagi di masa yang akan datang. Dalam melihat kejadian yang seperti ini akan lebih memusatkan perhatiannya dalam pemecahan program.
c.       Relevansi Dengan Tuntutan Dalam Dunia Pekerjaan
Karena kurangnya dari segi kegiatan belajar sehingga mengakibatkan sukarnya lulusan menghadapi tututan di dunia kerja. Dapat kita contohkan, bagaimana lulusan SMK dapt mengendalikan mesin dengan baik padawaktu bekerja apabila pada waktu di sekolah belum pernah melihat dan mempraktekannya.
Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa kaitannya pendidikan dengan kehidupan itu bukan hanya berpegang pada bahan dan isi pndidikan saja, tapi juga menyangkut pada kegiatan dan pengalaman belajar.
2.      Prinsip Efektifitas
Dalam hal ini suatu hal bila kurang memenuhi target yang tepat maka akan dinilai kurang efektif, ini di identifikasi dengan sejauh mana terlaksananya suatu rencana. Bila ada 8 rencana kegiatan, namun yang dapatt terlaksana baru 4 kegiatan maka efektifitas kegiatan kita belum memadai.
Ada dua segi dalam efektifitas yaitu efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid.
a.       Efektifitas Mengajar Guru
Ini mencakup sejauh mana kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang telah direencanakan dapat barjalan dengan baik. Guna menunjang mutu dan peningkatan efektifitas mengajar guru harus senantiasa diperhatiakn dengan baik seperti dengan cara penataran atau training.
b.      Efektifitas Belajar Murid
Agar efetifitas belajar murid dapat berjalan dengan baik serta mencapai tujuan yang diinginkan maka dapat dilakukan dengan cara memilih jenis-jenis metode dan alat yng dipandang paling ampuh.


3.      Prinsip Efisiensi
Efesiensi suatu usaha pada dasarnya perbandingan antara hasil yang dicapai dan usaha yang dikeluarkan. Apabila usaha yang kita capai senilai Rp700,- sedangkan usaha yang kita keluarkan Rp1000,- maka usaha belum dinyatakan efisien.
Kaitanya dengan pendidikan bisa daja sukar bila usaha dan hasil sama seperti yang di atas. Namun prinsip ini perlu diperhatikan baik dalam segi waktu, tenaga, peralatan, dan biaya. Kita contohkan dalam efisiensi waktu, misal perlunya perencanaan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga murid tidak membuang-buang waktu di sekolah.
Bisa dengan mengajar hal-hal yang bisa dikerjakan di luar sekolah dengan mencatat bahan-bahan yang ada di buku pelajaran. Sehubungan dengan efisiensi penggunaan tenaga dan peralatan,suatu sekolah perlu menetapkan jumlah murid yang akan diterima dan dengan melihat jumlah tenaga guru yang ada.
4.      Prinsip Kesinambungan (kontinyuitas)
Di sini dimaksudkan agar adanya saling keterkaitan atau hubungan antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
a.         Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal ini yaitu:
1.      Bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat sekolah yang berikutnya hendaknya sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang sebelumnya.
2.      Bahan belajar yang sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi pada sekolah yang lebih tinggi.
b.        Kesinambungan antara berbagai bidang studi.
Di karenakan ada terdapat hubungan antara berbagai bidang studi maka hendaknya penyajiannya harus diurutkan sedemikian rupa agar hubungan tersebut dapat tersalin dengan baik.

5.      Prinsip Fleksibilitas
Fleksibel di sini maksudnya tidak kaku, ada semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak. Fleksibilitas di dalam kurikulum mencakup fleksibilitas murid di dalam memilih program pendidikan dan fleksibilitas bagi guru dalam mengembangkan program pegajaran.
a.       Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan
Yang dimaksud di sini yaitu murid daptat memilih program-program pendidikan ketrampilan atau program pilihan yang disediakan sekolah.
b.      Fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran
Di sini dapat diwujudkan dengan memberikan kesempatan depada guru-guru untuk mengembangkan sendiri program pengajaran dengan berpegang pada tujuan dan bahan pengajaran di dalam kurikulum yang masih bersifat umum. Dalam melaksanakan pengajaran, guru memberi kesempatan untuk menjabarkan bahan kurikulum atas satuan-satuan bahan yang nantinya akan dikembangkan dalam bentuk program-program pengajaran.


DAFTAR PUSTAKA
1.      S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 9.
Soetopo Hendyat-Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta: Bina Aksara, 1986), hal. 48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menerima Kritik Dan Saran