A.
PRINSIP-PRINSIP
DASAR
Dalam
pengembangan kurikulum kita harus memperhatikan agar kurikulum yang kita
hasilkan nanti sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak yang di
antaranya, sekolah itu sendiri, siswa dang orang tua, masyarakat dan
pemerintah. Ada lima prinsip
dasar yang akan kita kemukakan dibawah ini di antaranya;
1. Prinsip Relevansi
Pada umunya relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai
kesesuaian pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Sehingga dengan kata lain,
pendidikan di pandang relevan bila hasil yang diperoleh berguna bagi kehidupan.
a.
Relevansi Pendidikan Dengan Lingkungan Hidup Murid
Peneapan bahan
pendidikan yang akan kita buat hendaknya melihat kesuaian tempat atau
kesuaian dengan kehidupan nyata di sekitar murid. Jangan malah membuat bahan dengan menyamakan atau
melukiskan kehidupan kota seperti kemacetan lalu lintas dan gedung-gedung
tinggi yang ada.
b.
Relevansi Dengan Perkembangan Kehidupan Masa Sekarang Dan
Masa Yang Akan Datang
Dalam menetapkan bahan harus mempertimbangkan lingkungan
hidup murid dan perkembbangan kehidupan
di masa dulu, masa sekarang dengan masa yang akan datang.
Banyak sekali alat-alat jaman dulu bnyak sekali yang
sudah tidak digunakan seperti radio tabung dengan radio transistor yang banyak
dipakai di jaman sekarang dan mungkin radio tabung tidak diguunakan lagi di
masa yang akan datang. Dalam melihat kejadian yang seperti ini akan lebih
memusatkan perhatiannya dalam pemecahan program.
c.
Relevansi Dengan Tuntutan Dalam Dunia Pekerjaan
Karena kurangnya dari segi kegiatan belajar sehingga
mengakibatkan sukarnya lulusan menghadapi tututan di dunia kerja. Dapat kita
contohkan, bagaimana lulusan SMK dapt mengendalikan mesin dengan baik padawaktu
bekerja apabila pada waktu di sekolah belum pernah melihat dan mempraktekannya.
Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa kaitannya
pendidikan dengan kehidupan itu bukan hanya berpegang pada bahan dan isi
pndidikan saja, tapi juga menyangkut pada kegiatan dan pengalaman belajar.
2. Prinsip Efektifitas
Dalam hal ini suatu hal bila kurang memenuhi target yang
tepat maka akan dinilai kurang efektif, ini di identifikasi dengan sejauh mana
terlaksananya suatu rencana. Bila ada 8 rencana kegiatan, namun yang dapatt
terlaksana baru 4 kegiatan maka efektifitas kegiatan kita belum memadai.
Ada dua segi dalam efektifitas yaitu efektifitas mengajar
guru dan efektifitas belajar murid.
a. Efektifitas
Mengajar Guru
Ini mencakup sejauh mana kegiatan-kegiatan belajar
mengajar yang telah direencanakan dapat barjalan dengan baik. Guna menunjang
mutu dan peningkatan efektifitas mengajar guru harus senantiasa diperhatiakn
dengan baik seperti dengan cara penataran atau training.
b. Efektifitas
Belajar Murid
Agar efetifitas belajar murid dapat berjalan dengan baik
serta mencapai tujuan yang diinginkan maka dapat dilakukan dengan cara memilih
jenis-jenis metode dan alat yng dipandang paling ampuh.
3. Prinsip Efisiensi
Efesiensi suatu usaha pada dasarnya perbandingan antara
hasil yang dicapai dan usaha yang dikeluarkan. Apabila usaha yang kita capai
senilai Rp700,- sedangkan usaha yang kita keluarkan Rp1000,- maka usaha belum
dinyatakan efisien.
Kaitanya dengan pendidikan bisa daja sukar bila usaha dan
hasil sama seperti yang di atas. Namun prinsip ini perlu diperhatikan baik
dalam segi waktu, tenaga, peralatan, dan biaya. Kita contohkan dalam efisiensi
waktu, misal perlunya perencanaan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga
murid tidak membuang-buang waktu di sekolah.
Bisa dengan mengajar hal-hal yang bisa dikerjakan di luar
sekolah dengan mencatat bahan-bahan yang ada di buku pelajaran. Sehubungan
dengan efisiensi penggunaan tenaga dan peralatan,suatu sekolah perlu menetapkan
jumlah murid yang akan diterima dan dengan melihat jumlah tenaga guru yang ada.
4. Prinsip Kesinambungan (kontinyuitas)
Di sini dimaksudkan
agar adanya saling keterkaitan atau hubungan antara berbagai tingkat dan jenis
program pendidikan.
a.
Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal ini
yaitu:
1.
Bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih
lanjut pada tingkat sekolah yang berikutnya hendaknya sudah diajarkan pada
tingkat sekolah yang sebelumnya.
2.
Bahan belajar yang sudah diajarkan pada tingkat sekolah
yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi pada sekolah yang lebih tinggi.
b.
Kesinambungan antara berbagai bidang studi.
Di karenakan ada terdapat hubungan antara berbagai bidang
studi maka hendaknya penyajiannya harus diurutkan sedemikian rupa agar hubungan
tersebut dapat tersalin dengan baik.
5. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibel di sini maksudnya tidak kaku, ada semacam ruang
gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak. Fleksibilitas di
dalam kurikulum mencakup fleksibilitas murid di dalam memilih program
pendidikan dan fleksibilitas bagi guru dalam mengembangkan program pegajaran.
a. Fleksibilitas
dalam memilih program pendidikan
Yang
dimaksud di sini yaitu murid daptat memilih program-program pendidikan
ketrampilan atau program pilihan yang disediakan sekolah.
b. Fleksibilitas
dalam mengembangkan program pengajaran
Di
sini dapat diwujudkan dengan memberikan kesempatan depada guru-guru untuk mengembangkan
sendiri program pengajaran dengan berpegang pada tujuan dan bahan pengajaran di
dalam kurikulum yang masih bersifat umum. Dalam melaksanakan pengajaran, guru
memberi kesempatan untuk menjabarkan bahan kurikulum atas satuan-satuan bahan
yang nantinya akan dikembangkan dalam bentuk program-program pengajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), hlm. 9.
Soetopo
Hendyat-Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta: Bina Aksara, 1986), hal.
48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menerima Kritik Dan Saran